ALASAN SI "DIA " TAKUT BERKOMITMEN

 Ada yang bilang " Semakin di kejar pria akan semakin lari ". Makhluk yang satu ini memang sangat sulit di taklukkan ( tapi dulu saya gampang menaklukkan si "DIA "). terkadang kita ga bisa mengikatnya. No wonder kalau kita sering mendengar kalimat " laki-laki takut banget di ajak berkomitmen!" bukan berarti bahwa suatu hubungan nggak penting bagi mereka ( baca : pria). hanya saja mereka tidak menganggapnya penting pada level yang sama seperti kita. bisa dikatakan bahwa mereka saat ini nggak terlalu memprioritaskan hubungan tersebut dibanding hal lain misalnya pekerjaan.
         Sebagai wanita " ohh lebih baik kita ganti dengan  perempuan " jelas kita ga mau menjalani HTS ( Hubungan Tanpa Status ). Tapi memperlihatkan wajah memelas dan menunggu kalimat " would you marry me?" darinya pantang untuk di lakukan! kenapa? semakin memburunya semakin nggak dianggap spesial di matanya. padahal impian setiap pria adalah mendapatkan wanita yang spesial ( kata suami saya ). Tugas kita disini adalah mencari cara agar dia tahu bahwa kita bukan wanita " murahan ". 
       Jadi nggak usah heran jika kaum pria cenderung menikmati masa lajangnya dengan cara menunda komitmen yang serius selama mungkin. Hanya saja yang sering kali membuat kita penasaran adalah " apa sih, alasan si dia takut berkomitmen?" biar nggak penasaran, yuk kita coba menguliknya lebih dalam !

  1.  Komitmen = Terpenjara, Menurut beberapa orang (pria), komitmen adalah kebebasan yang dikendalikan dan mereka nggak menyukainya! Secara alami pria cenderung menjauhi hal- hal yang mengancam kebebasannya
  2. Takut Gagal,  Takut mengalami kegagalan merupakan alasan yang paling umum mengapa pria sulit berkomitmen. Mereka takut ketika cepet - cepet nikah akan berakhir dengan perceraian dan takut belum bisa membahagiakan pasangannya. ( posting aja ya kita nya )
  3. Sekedar ingin mencintai dan dicintai,  alasan lain, biasanya pria ini sudah bahagia dengan kehidupannya. cukup baginya hanya dengan memiliki pasangan yang bisa mereka cintai dan mencintai. Mereka malah nggak mau diajak menikah karena merasa sudah puas dan nyaman dengan hubungan yang ada. ( iihh patut waspada kalau yang dapat ginian yak ? )
  4. Belum menemukan yang pas, waooo....mungkin kita belum/bukan pasangan yang pas buat dia, tapi dia takut ngomongnya kali !!
  5. Nggak ada tekanan,  Jadi gini...tekanan sosial akan pernikahan terhadap kaum adam nggak sebesar pada kaum hawa. Lihat saja..ada seorang pria berusia 35 tahun belum nikah masyarakat diam aja, nah saat lihat perempuan usia 25 tahun belum nikah banyak banget pertanyaan yang dilontarkan. hmmmm....begitulah !
  6. Belum siap secara finansial, Mungkin si dia beranggapan belum mampu menghidupi istrinya dengan layak.
Lalu, apa yang harus dilakukan ?

         Kesiapan berkomitmen khususnya dalam menjalani pernikahan memang nggak bisa dipaksakan. satu - satunya yang dapat dilakukannya adalah memberikan waktu bagi para pria untuk sampai pada tahap itu. Lalu apa yang harus kita lakukan sebari menunggu ? Mengetahui keinginan dan peka pada ketakutannya akan komitmen adalah langkah pertama untuk membantunya menyamakan visi saat menjalani sebuah hubungan. Seorang pria nggak akan pernah siap untuk berkomitmen, kecuali dia yakin bisa mendapatkan kebutuhannya, seperti cinta, kepercayaan, atau dukungan emosional. Harap dicatat ! Akan tiba saatnya mereka siap menjalankan sebuah komitmen. kita ga perlu lagi memburunya. jika sudah datang waktunya, justru dialah yang akan mengejar kita. Alangkah baiknya jika dalam hal ini kita mencoba sedikit rileks dan melakukan permainan tarik ulur dengannya. 
         Kesimpulannya, masalah ini kembali lagi pada harapan kita dan pasangan terhadap hubungan tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita tetap bersedia menunggu? apakah si dia memang layak dipertahankan? apakah jalan yang sedang ditempuh merupakan jalur yang benar? Jika sudah mentok dan ga tahu lagi harus berbuat apa untuk menjadikan hubungan tersebut menjadi permanen, satu-satunya cara adalah tanyakan - bukan memaksakan - keseriusannya pada kita. Perhatikan reaksinya. Setelah itu kita bisa membuat penilaian apakah dia bisa menjembatani jawaban dan harapannya. No worry, girls! Jika dia sudah merasa nyaman, Pintu pernikahanpun akan terbuka dengan sendirinya.


A" Maaf ya...kata- katanya amburadul )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH RESUM / LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

BIODATA KONSELI ( KONSELING INDIVIDUAL )